Langsung ke konten utama

Surat Cinta Terbuka Untuk Kedua Orangtuaku


Assalamualaikum mak, pak.
Aku selalu berdoa semoga mamak dan bapak selalu diberi kesehatan, kelapangan serta ketabahan.
Aku selalu berdoa agar aku bisa membahagiakan kalian meskipun aku tidak akan pernah bisa membalas semua jasa dan pengorbanan mamak dan bapak.
Mak, Pak.
Maafkan kalau aku masih sering melawan, mengeluh dan masih sering tidak mendengar perkataanmu.
Maafkan aku yang masih boros dalam menggunakan uang.
Maafkan aku yang suka sekali membebani mamak dan bapak.
Maafkan semua kesalahanku yang tak terhitung itu.
Mak, Pak.
Kalau bisa memilih, aku akan lebih memilih selalu tinggal bersama kalian daripada hidup sendiri dikota ini.
Tapi aku harus memilih jalan ini, karna dengan ini aku bisa membahagiakan dan membanggakan kalian.
Mak, Pak.
Setiap sujudku dengan Sang Pencipta.
Aku selalu berdoa agar selalu bersama kalian.
Aku selalu berdoa agar kita tiada bersama sama.
Karna aku tidak akan sanggup jika kehilangan orang tua terhebat seperti kalian.
Mak, Pak.
Memang aku tidak pernah menunjukkan rasa sayangku kepada kalian dengan katakata romantis yang biasa diucapkan seorang anak kepada orangtuanya, tapi jauh dari itu semua,  aku selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk kalian, aku akan menunjukkan sayangku bukan dari sebuah kata romantis saja. Aku akan membuktikan rasa sayangku kepada kalian.
Mak, Pak.
Terimakasih atas semua pengorbananmu untukku.
Terimakasih untuk semua jasamu yang tak terhitung.
Doakan aku,  Anakmu.
Agar aku dapat meraih gelar sarjana dan bekerja dengan mapan untuk kebahagiaan kalian.
Aku sayang mamak bapak.
Sayang kali.
Walaupun aku tidak bisa membalas semua jasa mamak dan bapak terhadapku,  setidaknya aku akan selalu berusaha dan berjuang untuk membahagiakan kalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu

Hal yang paling tidak aku suka ialah ketika aku berasa disituasi seperti ini. Rasa bosan menyelimuti ketika tak ada kegiatan yang kulakukan dan hanya berbaring malas ditempat tidur.  Suasana ini memaksa otakku untuk mengingatmu. Memaksa mengingat kembali kenangan itu. Sudah kutepis tetapi sama saja dan hanya bisa kucurahkan melalui diary ini. Aku tidak tahu kenapa kamu bisa se spesial ini. Padahal kamu belum pernah kumiliki. Kamu yang hanya bayang bayang mampu membuatku merasakan kegalauan yang begitu mendalam. Kamu yang fatamorgana yang tidak dapat kusentuh apalagi dimiliki. Apa yang sedang kamu lakukan sekarang?  Apa kesibukanmu?  Tak perlu kau jawab, karna jawaban itu akan menambah lukaku😢 Tanpa kau jawab pun aku sudah mengetahui semuanya. Kamu pasti sibuk dengan menyiapkan pernikahanmu. Kamu sibuk dengan Dia, Masa depanmu. Mengingatnya saja lukaku menganga Apalagi harus menyaksikanmu disana. Entahlah. Yang jelas patah hati ini membuatku takut, takut menerima...
Hai. Aku rindu. Rindu sekali. Aku ingin sekali masa itu terulang lagi. Masa disaat kamu rajin menghubungiku. Masa disaat kamu mengucapkan selamat tidur untukku. Masa masa lampau yang ingin aku ulang kembali. Kenapa masa itu cepat sekali berlalu? Kenapa kamu juga berlalu? Kenapa hanya aku saja yang merindu? Tidakkah juga kau rindu? Tidakkah kau ingin mengulang masa itu kembali? Ah sudahlah. Sebanyak apapun aku memikirkanmu, kenyataannya kau sama sekali tidak memikirkanku. Sebanyak apapun aku merasakan rindu, kenyataannya kau sama sekali tidak merindu. Aku ingin berhenti. Berhenti dari rasa bodoh ini. Tolong beritahu aku bagaimana cara melupakanmu, bagaimana menghapuskan rasa ini. BAGAIMANA??
Aku kembali lagi menuliskan tentangmu.  Ini dimulai saat kamu pertama kalinya melihat history whatsup ku setelah sekian lama menghilang. Waktu itu tanggal 07-05-2018 . Kau tau bagaimana rasanya? Senang. Banget. Itu tandanya kau masih menyimpan kontakku. Dan sekarang, disetiap history wa yang kubuat, aku selalu berharap ada kamu yg melihatnya. Aa, ini tahun kedua aku menantimu. Aku tidak tahu sampai tahun kapan penantian ini berakhir. Memang sekarang ada yang menemaniku. Tidak.  Dia bukan pacarku. Dia kekasihku dulu yg sekarang masih mencintaiku. Yang selalu menjaga dan memberiku rasa nyaman. Tapi tidak senyaman aku denganmu. Aku tidak mencintainya. Aku hanya menyayanginya sebagai teman atau abang. Aku mencintaimu. Aku menunggumu. Meskipun aku tidak tahu bagaimana kabarmu. Bagaimana kehidupanmu kini. Maafkan aku yang lancang menuliskan tentangmu. Maafkan aku yg telah menggosipkanmu dengan diary ini. Maafkan ini semua, karna aku sayang.