Langsung ke konten utama

Sembunyi

Hai.
Izinkan aku untuk membawa namamu dalam ceritaku.
Izinkan tinta ini merangkai rasaku tentangmu.
Kamu yang sederhana yang mampu membuatku terpana, yang selalu hadir meskipun tidak rutin dan yang kucinta tanpa banyak tanya.
Aku ingin bercerita sedikit tentangmu.
Kamu, entah kenapa aku bisa merasakan rasa ini. Rasa yang seharusnya tak kumiliki. Rasa yang seharusnya kutahan.
Rasa yang sama sekali tak dimiliki olehmu.
Kenapa aku saja yang merasakannya? Kenapa hanya aku saja yg tersiksa karenanya?
Kenapa selalu aku?
Tidak bisakah kau merasakannya?
Apa yang harus kulakukan agar kau juga merasakannya?
Dulu setahun yang lalu, kita pertama kali berkomunikasi setelah sekian lama tanpa kabar.
Kamu datang memberi harapan,  mengucapkan selamat tidur. Tak pernah absen! Hingga aku mulai terlarut dan terbiasa.
Namun, dengan jahatnya kamu menghilang.
Ya setelah menaburkan benih cinta, kamu pergi tanpa bersalah.
Dengan perlahan kamu pergi,  tak lagi kudengar ucapan selamat tidur, hampa. Semuanya sirna!  Aku ingin memakimu, ingin menghajarmu.
Setelah sekian lama aku bertanya, kenapa gapernah ngucapin selamat tidur lagi? Dengan enteng kamu mengatakan tidak ingin memberikan harapan untukku.
Hai kamu? Semenjak hadir dulu kamu sudah memberikan harapan. Setelah aku menaruh harap kenapa kamu menghilang? Kenapa kamu jahat sekali? Kenapa kamu tega? Jika tak menyukaiku kenapa memberi harap?
Kalau akhirnya pergi, buat apa menaruh rasa? Buat apa kembali? Kalau akhirnya pergi lagi? 
Kini kamu hadir kembali. Iya kamu hadir setelah pergi. Kamu hadir melalui komentar statusku.
Merespon apa yang selalu kubuat, aku merasakan kembali rasa itu. Namun kamu sudah memberi peringatan. Jangan menaruh harap, itu katamu.
Aku bisa apa? Rasa ini sudah tertanam, tidak bisa kuhapuskan.
Aku merasa dipermainkan olehmu. Dan bodohnya aku menikmati permainan ini.
Sekarang, kamu sibuk skripsi. Sebisa mungkin aku memberikan semangat. Semoga Allah memberikan yang terbaik untukmu dan mempermudahkan langkahmu.
Cukup aku saja yang mengetahui rasaku terhadapmu. Tidak ada boleh yang tahu sebelum kamu mempunyai rasa yang sama kepadaku.
Biar ini kusimpan rapat. Bila tiba saatnya, kamu juga akan tahu, betapa besarnya rasa ini.
Aku akan selalu mencintaimu, tak perduli penghalang itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu

Hal yang paling tidak aku suka ialah ketika aku berasa disituasi seperti ini. Rasa bosan menyelimuti ketika tak ada kegiatan yang kulakukan dan hanya berbaring malas ditempat tidur.  Suasana ini memaksa otakku untuk mengingatmu. Memaksa mengingat kembali kenangan itu. Sudah kutepis tetapi sama saja dan hanya bisa kucurahkan melalui diary ini. Aku tidak tahu kenapa kamu bisa se spesial ini. Padahal kamu belum pernah kumiliki. Kamu yang hanya bayang bayang mampu membuatku merasakan kegalauan yang begitu mendalam. Kamu yang fatamorgana yang tidak dapat kusentuh apalagi dimiliki. Apa yang sedang kamu lakukan sekarang?  Apa kesibukanmu?  Tak perlu kau jawab, karna jawaban itu akan menambah lukaku😢 Tanpa kau jawab pun aku sudah mengetahui semuanya. Kamu pasti sibuk dengan menyiapkan pernikahanmu. Kamu sibuk dengan Dia, Masa depanmu. Mengingatnya saja lukaku menganga Apalagi harus menyaksikanmu disana. Entahlah. Yang jelas patah hati ini membuatku takut, takut menerima...
Hai. Aku rindu. Rindu sekali. Aku ingin sekali masa itu terulang lagi. Masa disaat kamu rajin menghubungiku. Masa disaat kamu mengucapkan selamat tidur untukku. Masa masa lampau yang ingin aku ulang kembali. Kenapa masa itu cepat sekali berlalu? Kenapa kamu juga berlalu? Kenapa hanya aku saja yang merindu? Tidakkah juga kau rindu? Tidakkah kau ingin mengulang masa itu kembali? Ah sudahlah. Sebanyak apapun aku memikirkanmu, kenyataannya kau sama sekali tidak memikirkanku. Sebanyak apapun aku merasakan rindu, kenyataannya kau sama sekali tidak merindu. Aku ingin berhenti. Berhenti dari rasa bodoh ini. Tolong beritahu aku bagaimana cara melupakanmu, bagaimana menghapuskan rasa ini. BAGAIMANA??
Aku kembali lagi menuliskan tentangmu.  Ini dimulai saat kamu pertama kalinya melihat history whatsup ku setelah sekian lama menghilang. Waktu itu tanggal 07-05-2018 . Kau tau bagaimana rasanya? Senang. Banget. Itu tandanya kau masih menyimpan kontakku. Dan sekarang, disetiap history wa yang kubuat, aku selalu berharap ada kamu yg melihatnya. Aa, ini tahun kedua aku menantimu. Aku tidak tahu sampai tahun kapan penantian ini berakhir. Memang sekarang ada yang menemaniku. Tidak.  Dia bukan pacarku. Dia kekasihku dulu yg sekarang masih mencintaiku. Yang selalu menjaga dan memberiku rasa nyaman. Tapi tidak senyaman aku denganmu. Aku tidak mencintainya. Aku hanya menyayanginya sebagai teman atau abang. Aku mencintaimu. Aku menunggumu. Meskipun aku tidak tahu bagaimana kabarmu. Bagaimana kehidupanmu kini. Maafkan aku yang lancang menuliskan tentangmu. Maafkan aku yg telah menggosipkanmu dengan diary ini. Maafkan ini semua, karna aku sayang.